Ukara.id, Pandeglang – Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Pandeglang menggelar Festival Bubur Suro pada 10 muharam 1447 hijriah.
Kegiatan ini diapresiasi Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri, sebab kegiatan Festival bubur suro adalah tradisi yang dibalut dengan doa demi melestarikan kearifan lokal.
” Kita jangan sampai melupakan sebuah tradisi dan budaya, satukan budaya dengan doa untuk mendapat ridho Allah STW” demikian diungkapkan Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri pada acara festival bubur suro di Desa Bandung, Minggu (6/7).
Disampaikan Wabup Iing, tema pada Festival Bubur Suro digelar ialah merawat tradisi menyatu dalam doa dan budaya sangatlah tepat menurutnya.
“Satukan budaya dengan doa untuk mendapat ridho Allah STW,” pungkasnya.
Kepala Desa Bandung Wahyu Kusnadiharja mengatakan, festival Bubur Suro ini dalam rangka merawat tradisi menyatu dalam doa dan budaya.
“Jumlah peserta festival sebanyak 10 peserta. Terdiri dari delapan kampung dan dua dari sekolah tingkat SD,” katanya.
Diklaimnya bahwa masyarakat yang antusias menanyakan dan meminta festival bubur suro agar kembali digelar.
“Jadi syukur Alhamdulillah masyarakat kompak yang membuat kita juga ikut senang karena acara menjadi lebih meriah,” ujarnya.
Didalam Festival terdapat stand UMKM, kompetisi memasak, kirab bubur suro, pentas seni, hingga lomba pakaian adat.
“Yang berbeda tahun setiap peserta menggunakan pakaian ada tempo dulu, khususnya perempuan semua mengenakan kebaya zaman dulu,” pungkasnya.





